Thursday, March 28, 2024
   
TEXT_SIZE

Meneliti Kanker Serviks, Dosen Farmasi UMP Direkrut WHO

Banyumas-lldikti6.ristekdikti.go.id - Dosen farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) Didik Setiawan PhD Apt. Alumnus program Doktoral di salah satu perguruan tinggi di Belanda, terpilih sebagai satu-satunya peneliti dari Indonesia oleh World Health Organization (WHO).

Didik terpilih setelah penelitiannya selama studi doktoral tentang kanker serviks di publikasikan secara internasional. Menurutnya, di Indonesia terkait akan penelitian kanker serviks yang dipublikasikan penelitiannya secara internasional baru dirinya.

“Saya tidak menyangka  terpilih menjadi salah satu di antara puluhan atau mungkin ratusan orang untuk meneliti kanker serviks yang menjadi program WHO. Tidak terbayangkan sebelumnya, bisa dianggap sebagai peneliti yang kompeten di level dunia. Sangat bersyukur, ini suatu kebanggaan bagi saya. Semoga apa yang diketahui bisa bermanfaat bagi orang lain," ucapnya.

Sebagaimana diketahui Kanker serviks  menduduki peringkat kedua setelah kanker payudara. Alasan inilah yang menjadikan Didik  tertarik melakukan penelitian kanker serviks dalam studi doktoralnya. Karena selain banyaknya penderita, kankers serviks juga sangat mudah menular melalui kontak genital. Sebagai bahan penelitiannya, ia mengkaji berbagai penelitian kanker serviks di dunia terkait pencegahan kanker serviks.

"Kanker serviks ini masalahnya jelas. Dibutuhkan biaya mahal untuk pengobatan. Sementara, jika kita bisa melakukan sesuatu untuk mengubahnya, kenapa tidak. Ini yang mesti diperjuangkan," tegasnya.

Saat ini WHO mempunyai program  menghilangkan kanker serviks di dunia. Targetnya pada 2030 dunia sudah tidak lagi ada kasus terinveksi kanker serviks.  Untuk itu WHO  mencari peneliti di dunia yamg meneliti pencegahan kanker serviks, alhamdulillah saya terpilih.

Rencana, Didik bersama tim peneliti  dari negara lain akan melalukan penelitian selama satu tahun ke depan. Terkait biaya semua ditanggung oleh WHO. Target sasaran adalah negara miskin dan berkembang, termasuk Indonesia menjadi salah satu yang diteliti.

“Kami bersama tim penliti lain akan bertemu untuk mengawali penelitian tersebut, ia bersama tim peneliti lainnya akan bertemu di Geneva Switzerland untuk  membahas skenario penelitian.” ungkap Didik

COMMUNITY

Materi Pelatihan