Thursday, March 28, 2024
   
TEXT_SIZE

Rektor Unika Ajak Masyarakat Menjadi Problem Solver

Bendan Dhuwur – Berbagai permasalahan yang ada di negeri ini, menjadikan rektor Unika Soegijapranata (Unika) Semarang, Prof. Dr. Y. Budi Widianarko  menyampaikan pandangan terhadap pemerintahan  baru Presiden Jokowi yang menurutnya belum menawarkan arah masa depan yang jelas.

“Kita semua, warga bangsa ini, masih harus menerima sajian mozaik ketidakpastian hampir merata di semua bidang. Meski ada sejumlah tanda-tanda kearah yang baik, masih banyak batu sandungan yang menghambat gerak langkah negeri ini menuju kondisi lebih baik.” menurutnya.

Pernyataan ini disampaikan  di depan 313 wisudawan institusinya yang meliputi enam progdi Magister dan sembilan progdi strata satu yang berlangsung di kampus setempat, baru-baru ini (25/4).

Dikatakan, sebagai bangsa optimisme kita sempat membuncah ketika pelaksanaan Pilpres secara langsung mampu menghasilkan Presiden pilihan rakyat berasal dari akar rumput.  “optimisme tersebut kini tersandera. Sejumlah kejadian melontarbalikkan optimisme kita sebagai bangsa “tiba-tiba” muncul silih berganti, dari “drama” “cicak versus buaya”, jilid ke dua merupakan hasil ikutan rencana pengangkatan Kapolri, hingga peragaan inkonsistensi kebijakan dalam perkara peningkatan uang muka kendaraan wakil rakyat.” papar rektor.

Gambar muram Indonesia, lanjut rektor, tertangkap  pihak luar. Pengamatan mereka, Indonesia adalah bak raksasa yang mengubur dirinya sendiri, sebagaimana tercermin dari tulisan Cameron White di The Wall Street Journal, 9 April 2015.

Menurut Prof. Budi,  pelajaran yang bisa dipetik dari keadaan ini, salah satunya adalah bahwa tidak ada perubahan yang bisa berlangsung secara instan. “Seorang pemimpin yang begitu digadang-gadang rakyat seperti Jokowi bukan jaminan untuk terjadinya transformasi secara segera.” ungkapnya.

Ia menambahkan, ketidakpastian yang sedang melanda Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi merupakan perwujudan adagium lama “there is no free lunch”. Presiden dan jajarannya harus bekerja keras dulu sebelum arah kemajuan mulai menjadi jelas.

Pada akhir sambutan rektor berharap, dalam kapasitas kita masing-masing marilah turut berperan sebagai problem solver (pemecah masalah), bukan trouble maker (pembuat masalah).

COMMUNITY

Materi Pelatihan