Thursday, March 28, 2024
   
TEXT_SIZE

Kuliah Umum Unwahas Menghadirkan BIN Sebagai Narasumber

Sampangan-kopertis6.or.id- Sebagai upaya mengamankan kepentingan nasional  dan meningkatkan eksistensi dalam percaturan internasional, Indonesia tidak dapat mengabaikan perkembangan lingkungan strategis global dan regional yang semakin kompleks.

“Dinamika global telah mendorong pergeseran dimensi ancaman diberbaga kawasan yang bersumber dari idiologi dan  kepentingan ekonomi negara-negara besar.  Permasalah strategis global yang apabila tidak diantisipasi dengan baik, berpotensi menimbulkan ancaman, gangguan dan hambatan, kemudian antara lain masih berlanjutnya aksi terror dan kekerasan bersenjata diberbagai kawasan terutama di Timur Tengah dan Asia Selatan.”

Narasi tersebut disampaikan Direktur Informasi Badan Intelejen Nasional (BIN), Sundawa Salsa saat memberikan kuliah umum di Universitas Wahid Hasyim Semarang, di kampus setempat, Sabtu, 23 Mei 2015, dengan tema Peran Intelejen Dalam Memperjuangkan Kepentingan Nasional Indonesia dan Globalisasi.

Pria kelahiran 27 Agustus 1958 tersebut memaparkan, permasalahan seperti isu nuklir, HAM, wabah penyakit EBOLA, lingkungan hidup, berlanjut pada perihal ketegangan politik dan keamanan diberbagai kawasan utamanya dinegara-negara sentral produksi pangan dan energi.”Barangkali mahasiswa pernah mendengar isu beras plastik, dan ini jelas sangat berpengaruh terhadap ketahanan pangan nasional", tegasnya.

Sengketa perbatasan antar sesama negara ASEAN, lanjut Sundawa,  berpotensi menganggu hubungan bilateral, seperti Indonesia Malaysia, Indonesia Philipina, dan beberapa negara lain. Di sisi lain, perbatasan antar negara ASEAN masih rawan dimanfaatkan sebagai jalur kriminalitas internasional.

Dia menjelaskan, diberlakukannya ketentuan MEA akan mendorong negara-negara ASEAN dan RRC serta India untuk berkompetisi memasarkan komunitas unggulan di pasar. “Dalam hal ini tantangan Indonesia adalah bagaimana mentranspormasikan penduduk yang besar menjadi sumber kekuatan.” tandasnya.

Sehari sebelumnya, Jum’at 22 Mei 2015, Unwahas juga menggelar Seminar Revolusi Pengajaran Bahasa Arab dengan metode Fitrah : Modern, Aktraktif, Mudah, Aplikatif, bersama narasumber dari Irsyad Internasional Singapora, Idham Halid Romli MA  selaku pelatih senior.

Idham menyampaikan keprihatinan mengapa bahasa Arab selalu kurang mendapat perhatian daripada bahasa Inggris yang dinomor satukan.Mestinya, peran orang tua menjadi bagian terpenting selain guru di sekolah.

“Saat ini pengetahuan berbahasa Arab gencar dilakukan diberbagai negara di Asia Tenggara, seperti Singapura dan Malaysia. Mereka mulai sadar betapa pentingnya bahasa Allah ini di dunia dan jangan sampai dilupakan.” katanya.

Ditambahkan oleh Idam, bahasa Arab yang sedang disosialisasikan ini bisa memasyarakat di Indonesia. Untuk itu, sebelum di Unwahas salah terlebih dahulu kami sosialisasi  ke beberapa kota di Indonesia, seperti Bandung, Bogor, Malang dan luar jawa.

Rektor Unwahas, Dr. Noor Achmad MA mendukung terhadap upaya pembudayaan bahasa arab di Indonesia. “Apalagi menggunakan metode Fitra, yakni dengan cara ‘membongkar’ pikiran mulai dari anak-anak, sebagai orang tua kita perlu memberikan ilmu bahasa Arab secara modern dan atraktif.”

COMMUNITY

Materi Pelatihan