Thursday, March 28, 2024
   
TEXT_SIZE

Beasiswa Bidik Misi Sungguh Berarti Buat Kami

Semarang -  Yetta Bagus Santoso (18), mahasiswa semester satu Jurusan Manajemen S1 Unika Soegijapranata, merupakan salah satu dari 166 mahasiswa yang ada di  47 PTS di Jateng sebagai penerima beasiswa Bidik Misi dari Dikti.

            Pria tamatan SMA Terang Bangsa  tersebut, ketika ditemui  oleh beberapa perwakilan dari Kopertis VI saat melakukan kunjungan kebeberapa anak penerima beasiswa Bidik Misi menyampaikan,  terima kasih yang tidak terhingga  kepada pemerintah yang sudah mau memperhatikan nasib orang seperti saya dengan melalui pemberian beasiswa.

            Ibu asuh, Meindarwati mengatakan, sejak balita Yetta sudah menghuni Panti Asuhan Bahtera Kasih yang beralamatkan di Cempedak Utara I/12D. Di tempat ini, Yetta tinggal bersama 50 anak asuh yang lain. Yetta sejak lulus SMA memiliki kemauan kuat untuk kuliah. Dengan diperolehnya beasiswa Bidik Misi sungguh sangat berarti untuk mewujudkan cita-cita anak tersebut. Selama ini kami membesarkan anak-anak dari uluran tangan para donatur, sehingga dengan diperolehnya beasiswa Bidik Misi saya menyampaikan terima kasih.

            “Semoga apa yang diperoleh Yetta  dapat memotivasi anak-anak lain di Panti ini agar dapat mengenyam pendidikan hingga perguruan tinggi secara gratis,” tutur Meindarwati penuh harap.

            Penerima Beasiswa Bidik Misi yang lain, Amanda Putri Mahardika (18), tercatat sebagai mahasiswi semester I Fakultas Teknik Sipil S1 Unissula. Dalam keseharian, Dia tinggal bersama Ibu dan seorang adik dengan menempati rumah Saudaranya di Jl. Taman Karonsih, Ngaliyan. Sebagai anak sulung,  Amanda sejak kecil sudah menjadi anak yatim yang ditinggalkan almarhum ayahnya. 

            Penghasilan Nur’aini Ibunya dapat dikatakan sangat minim. Dalam sebulan, menurutnya tidak lebih dari satu juta rupiah yang didapatkan dari hasil jualan di rumah dan buruh nyuci.

            “Untuk menghidupi anak-anak ya dari warung kecil ini. Sayapun juga menerima jasa cucian dari para tetangga, “ungkap Nur.

            Amanda merupakan anak yang mau menerima keadaan. Setiap ada jadwal kuliah, oleh Ibunya diberi uang saku tidak lebih dari enam belas ribu rupiah, untuk transport dan jajan.

            “Kalau ada kuliah, saya harus jalan dulu dari rumah yang jaraknya tidak kurang dari satu kilo ke jalan raya untuk naik bus ke kampus, begitu juga pulangnya. Ongkos untuk bis pulang pergi sepuluh ribu rupiah, sisanya buat jajan. Pas ada jadwal kuliah pagi dan sore, ya saya harus nunggu di kampus, soalnya kalau pulang dulu terus berangkat lagi dari rumah uangnya tidak cukup,”  tutur Amanda.

            Dengan diberikannya fasilitas beasiswa Bidik Misi, Amanda beserta Ibunya tidak dapat menyembunyikan rasa senangnya atas perhatian dan bantuan yang diberikan pemerintah.

            “Semoga beasiswa ini ke depan dapat ditingkatkan, sehingga orang-orang yang kondisinya seperti kami dapat melanjutkan pendidikan pada jenjang yang tinggi,”  harap Amanda.    

            Koordinator Kopertis VI, Prof. DYP melalui Kaur Kemahasiswaan, Wigati Martiningsih menjelaskan, bagi mahasiswa yang memperoleh beasiswa Bidik Misi,  Dikti tidak memperkenankan pihak kampus memungut biaya sepersenpun. Selain bebas dari pungutan, penerima beasiswa Bidik Misi juga mendapatkan biaya bantuan pendidikan sebesar Rp.600.000,-/bln

COMMUNITY

Materi Pelatihan